PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI FKTP
DEFENISI DIABETES MELLITUS TIPE 2
Merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
LATAR BELAKANG
- Penyakit kronik yang sering disertai komplikasi
- Merupakan Public health problem hampir di semua negara
- Jumlahnya 4 kali lipat dari tahun 1980
- Komplikasi menurukan kualitas hidup dan mengganggu perekonomian keluarga dan nasional
PERMASALAHAN DI KLINIK
- Sumber Daya (dokter) kurang mengerti penanganan diabetes
- Ketersediaan obat yang kurang
- Tipe atau style pasien yang agak ribet sehingga dokter cenderung merujuk
- Akses penderita ke pusat layanan dimana dengan sistim rujukan berjenjang mempersulit pengobatan
- Keterbatasan sarana
PERAN DOKTER DI FKTP
- Sebagai ujung tombak di FKTP
- Kasus DM sederhan tanpa penyulit dapat tuntas oleh dokter umum di FKTP
- Untuk DM dengan kadar glukosa yang sulit dikendalikan dan dengan penyulit dirujuk ke FKTL
- Pasien dapat dikirim kembali kepada dokter di FKTP setelah penanganan di Rumah sakit rujukan
DATA DIABETES MELLITUS DI INDONESIA
Tahun 2000 à 8,5 juta
Tahun 2030 à 21 juta
DATA KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS
- Gangguan jantung 22.8%
- Komplikasi ke ginjal 14.5%
- Komplikasi ke mata 29.1%
- Komplikasi ke kaki 12.4%
- Peripheral neuropati 59.1%
- Disfungsi ereksi 32,4%
Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta
pancreas telah dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe-2. Selain otot,liver dan sel beta, juga disertai kerusakan organ lain
seperti, meningkatnya lipolisis jaringan lemak, defisiensi incretin gastrointestinal, hiperglukonaemia sel alpha pankreas, peningkatan absorpsi glukosa oleh ginjal, resistensi insulin insulin di otak. Semua hal tersebut ikut
berperan dalam menimbulkan terjadinya gangguan toleransi glukosa pada DMtipe-2.
DeFronzo pada tahun 2009 menyampaikan, bahwa tidak hanya otot,liver
dan sel beta pancreas saja yang berperan sentral dalam pathogenesis penderita DMtipe-2
tetapi terdapat organ lain yang berperan yang disebutnya sebagai the ominous octet.
DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS TIPE 2
Kecurigaan
ada nya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:
- Keluhan klasik DM: poliuria,polidipsia,polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
- Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria,serta pruritus vulva pada wanita.
KRITERIA DIAGNOSA DIABETES MELLITUS TIPE 2 :
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria
DM digolongkan kedalam kelompok prediabetes yang meliputi :
- Glukosa Darah Puasa Terganggu(GDPT) : Glukosa plasma puasa antara100-125mg/dl. TTGO glukosaplasma2-jam<140mg/dl.
- Toleransi Glukosa Terganggu(TGT) : Glukosa plasma 2-jam setelah TTGO
antara 140-199mg/dl, Glukosa plasma puasa <100mg/dl
- Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
- Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%
Kadar test laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan prediabetes
:
PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS TIPE 2
Tujuan umum :
Meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes
Meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes
Tujuan penatalaksanaan meliputi
Tujuan jangka pendek
Menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup dan mengurangi risiko komplikasi akut.
Tujuan jangka Panjang
mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
Tujuan akhir
Menurunkan morbiditas dan mortalitas DM
Menurunkan morbiditas dan mortalitas DM
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian
glukosa darah, tekanan darah, berat badan dan profil lipid melalui pengelolaan
pasien secara komprehensif. Setiap pasien DM pasti akan mengalami komplikasi
sehingga sering2 memeriksa fungsi ginjal, jantung. Target penatalaksanaan
diabetes mellitus adalah normalnya gula darah puasa dan post prandial.
Perlu dilakukan evaluasi lengkap pada pertemuan pertama meliputi :
1. Anamnesa riwayat penyakit
- Usia dan karakteristik saat onset diabetes
- Pola makan, status nutrisi, status aktivitas fisik dan riwayat perubahan berat badan.
- Riwayat tumbuh kembang pada pasien muda
- Pengobatan yang sedang dijalani (obat, diet dan program latihan jasmani)
- Riwayat komplikasi akut (ketoasidosis diabetic, hyperosmolar, hiperglikemia, hipoglikemia)
- Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit, gigi dan traktus urogenital
- Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik pada ginjal, mata, jantung dan pembuluh darah, kaki, saluran pencernaan dan lain lain
- Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah
- Factor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung coroner, obesitas dan riwayat penyakit keluarga (termasuk DM dan endokrin lainnya)
- Riwayat penyakit dan pengobatan diluar DM
- Karakteriatik budaya, psikososial, Pendidikan dan status ekonomi.
2. Pemeriksaan fisik
- Pengukuran TB dan BB
- Pengukuran Tekanan darah
- Pemeriksaan funduscopy
- Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
- Pemeriksaan jantung
- Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan steteskop
- Pemerisaan kaki secara komprehensif
- Pemeriksaan kulit
3. Evaluasi Laboratorium
- Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prandial
- Pemeriksaan HbA1c
4. Penapisan Komplikasi
- Profil lipid
- Test fungsi hati, ginjal
- Test urin rutin
- Albumin urin kuantitatif
- Rasio albumin kreatinin sewaktu
- EKG
- Foto rontgent torak
- Pemeriksaan kaki secara komprehensif
- Edukasi
- Terapi Nutrisi Medis
- Latihan Jasmani
- Terapi Farmakologis
Komentar
Posting Komentar